sharingtipstrick.com- mungkin bayak di antara kalian tidak tau tentang Dutche Wife itu apa?,Dutche Wife adalah boneka penyalur hasrat pria yang sangat terkenal dari jepang yang menjadi perbincangan hot di dunia maya.
>boneka ini bentuk fisik rambut mata wajahnya dan bahanya di buat semirip dengan wanita aslinya sehinga seperti boneka hidup yang yaris sempurna meyerupai wanita aslinya bahkan manekin pun jauh kalah dengan boneka ini.
Bagi kebanyakan laki-laki, mencari perempuan idaman hati membutuhkan waktu bahkan hingga bertahun-tahun. Namun, di Jepang, perempuan idaman itu bisa muncul di depan pintu rumah Anda dalam hitungan hari.
Sayangnya, perempuan idaman itu hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari karet. Namun, perusahaan pembuat boneka ini, Orient Industry, mengklaim bahwa boneka perempuan ini lain daripada yang lain.
bahkan orient menjamin pelangan bisa memesan boneka ini sesuai denggan ke inginannya,pelangan bisa memesan bentuk wajah warna kulit rambutnya ukuran dadanya sesuai ke inginan para pelangan,boneka ini di buat dari bahan silikon kualitas terbaik yang membuat nya nyaris seperti wanita aslinya.
Boneka-boneka ini dijual dengan nama "Dutch Wife" yang dalam istilah bahasa Jepang berarti boneka seks. Boneka-boneka ini dijual dengan harga sekitar Rp 17 juta per buahnya dan ternyata sangat diminati para laki-laki Jepang. Sejak Penjajahan Belanda
Istilah Dutch Wives muncul karena sebelum boneka ini muncul, peneman tidur para pria lajang adalah bantal guling.
Kisah sebenarnya bermula ketika para serdadu Belanda yang tinggal di Indonesia, sebagai negeri jajahan selalu berkeringat kala tidur. Tahun 1602, saat Belanda menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, para serdadu itu menggunakan batang bambu agar badannya tetap dingin. Ditambah lagi, jauhnya istri membuat laskar-laskar kompeni itu butuh sesuatu yang harus dipeluk kala tidur. Bambulah sasarannya.
"Sebuah perjalanan mengelilingi dunia selama tahun 1835,36, dan 37" yang ditulis oleh ahli bedah bernama William Samuel W.Ruschenberger dan dipublikasi pada 1838 menggambarkan saat dia tinggal di Pulau Jawa, Indonesia.
"Kami berada di sebuah kamar yang nyaman dan enak. Kasurnya dilengkapi dengan pengganjal tambahan yang bisa dikepit mirip bantal yang kemudian disebut 'dutch wife."
Bantal-batal ini, oleh orang Jepang disebut "Dakimakura". Daki berarti memeluk dan makura artinya bantal. Lama-lama bantal ini populer dan digemari banyak orang terutama para pria, diproduksi dengan bentuk mirip seorang wanita.
Boneka bantal ini akhirnya diberi baju dan disebut Love dolls. Para penjelajah Spanyol dan Prancis juga memanfaatkan produk seperti ini saat berlayar ke tengah samudera dan berbulan-bulan meninggalkan rumah.
Jadi, kalau Anda berjalan-jalan melalui Jalan Rembrandtplein atau 'distrik lampu merah' di Amsterdam, Belanda Anda akan menemui balon-balon cantik berbentuk wanita, akan teringat sejumput kisah mengenai 'dutch wives' ini
Bagi kebanyakan laki-laki, mencari perempuan idaman hati membutuhkan waktu bahkan hingga bertahun-tahun. Namun, di Jepang, perempuan idaman itu bisa muncul di depan pintu rumah Anda dalam hitungan hari.
Sayangnya, perempuan idaman itu hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari karet. Namun, perusahaan pembuat boneka ini, Orient Industry, mengklaim bahwa boneka perempuan ini lain daripada yang lain.
bahkan orient menjamin pelangan bisa memesan boneka ini sesuai denggan ke inginannya,pelangan bisa memesan bentuk wajah warna kulit rambutnya ukuran dadanya sesuai ke inginan para pelangan,boneka ini di buat dari bahan silikon kualitas terbaik yang membuat nya nyaris seperti wanita aslinya.
Boneka-boneka ini dijual dengan nama "Dutch Wife" yang dalam istilah bahasa Jepang berarti boneka seks. Boneka-boneka ini dijual dengan harga sekitar Rp 17 juta per buahnya dan ternyata sangat diminati para laki-laki Jepang. Sejak Penjajahan Belanda
Istilah Dutch Wives muncul karena sebelum boneka ini muncul, peneman tidur para pria lajang adalah bantal guling.
Kisah sebenarnya bermula ketika para serdadu Belanda yang tinggal di Indonesia, sebagai negeri jajahan selalu berkeringat kala tidur. Tahun 1602, saat Belanda menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, para serdadu itu menggunakan batang bambu agar badannya tetap dingin. Ditambah lagi, jauhnya istri membuat laskar-laskar kompeni itu butuh sesuatu yang harus dipeluk kala tidur. Bambulah sasarannya.
"Sebuah perjalanan mengelilingi dunia selama tahun 1835,36, dan 37" yang ditulis oleh ahli bedah bernama William Samuel W.Ruschenberger dan dipublikasi pada 1838 menggambarkan saat dia tinggal di Pulau Jawa, Indonesia.
"Kami berada di sebuah kamar yang nyaman dan enak. Kasurnya dilengkapi dengan pengganjal tambahan yang bisa dikepit mirip bantal yang kemudian disebut 'dutch wife."
Bantal-batal ini, oleh orang Jepang disebut "Dakimakura". Daki berarti memeluk dan makura artinya bantal. Lama-lama bantal ini populer dan digemari banyak orang terutama para pria, diproduksi dengan bentuk mirip seorang wanita.
Boneka bantal ini akhirnya diberi baju dan disebut Love dolls. Para penjelajah Spanyol dan Prancis juga memanfaatkan produk seperti ini saat berlayar ke tengah samudera dan berbulan-bulan meninggalkan rumah.
Jadi, kalau Anda berjalan-jalan melalui Jalan Rembrandtplein atau 'distrik lampu merah' di Amsterdam, Belanda Anda akan menemui balon-balon cantik berbentuk wanita, akan teringat sejumput kisah mengenai 'dutch wives' ini
BACA JUGA YANG LAIN
